Kamis, 05 Januari 2017

Ini Sosok Miftah yang Meninggal Saat Sujud di Masjid

Kamis , 05 Januari 2017, 17:39 WIB

Miftah Arifin, warga Malang yang meninggal saat sedang sujud dalam shalat ba'diah Isya.

MALANG -- Nama Miftah Arifin mendadak jadi buah bibir oleh tetangga sekitar rumahnya maupun para netizen. Warga Jalan Kauman 72 Lawang Kabupaten Malang itu ramai diperbincangkan meninggal secara tiba-tiba tatkala menunaikan sholat bakda Isya pada Selasa (3/1). Di Masjid Jami Babus Salam Lawang, ayah lima anak ini menghadap Sang Khalik dalam posisi tengah bersujud. 


Menurut penuturan Imam Affandi yang merupakan putra kedua almarhum, sang ayah sejak dahulu dikenal sebagai orang yang istiqamah. "Shalat lima waktu dan sunah selalu dilakukan di masjid," ujar Affandi saat ditemui Republika.co.id pada Kamis (5/1) di kediaman almarhum. 

Meskipun menderita diabetes dan sakit di kaki hingga sulit berjalan dengan sempurna, almarhum Miftah tetap tekun memakmurkan masjid. Rumah almarhum yang kebetulan berdampingan dengan Masjid Jami Babus Salam membuat perjalanan dari rumah ke masjid tak jauh. 

Affandi mengungkapkan, sang ayah sudah lama tak bekerja. Sehari-hari almarhum disibukkan dengan aktivitas di masjid dan di rumah. "Bapak juga dikenal sebagai perawat jenazah di kampung, meski tidak bisa disebut sebagai petugas pemandi jenazah karena beliau melakukan dengan sukarela," kata Affandi.


Meninggalnya Miftah Arifin di usia 63 tahun juga meninggalkan kesan mendalam di benak Hanafi. Hanafi yang merupakan ketua RW 02 mengenang almarhum sebagai sosok yang humoris dan gemar menolong tetangga sekitar.
"Biasanya beliau dagang kambing, setiap ada warga yang punya hajat sering minta tolong dicarikan kambing ke almarhum," ujar Hanafi.
Keistiqamahan Miftah dalam beribadah juga disaksikan oleh Hanafi. Setiap usai shalat wajib di masjid, almarhum melanjutkan dengan iktikaf atau tadarus. "Walau hujan pun ia tetap shalat di masjid," kata Hanafi. Semasa hidup, Miftah juga sudah dua kali naik haji.

Miftah adalah penduduk asli Kauman, Lawang. Ia dilahirkan dari keluarga tokoh masyarakat setempat. Menurut Hanafi, sesepuh Miftah adalah perintis berdirinya Masjid Jami Babus Salam. Cikal bakal masjid tersebut bermula dari langgar beratap seng. Kini seiring berjalannya waktu masjid sudah berdiri megah dan memiliki satu unit mobil ambulans.

Kepergian Miftah yang sangat mendadak mengagetkan orang-orang yang selama ini dekat dengannya. Namun, Hanafi berpendapat meninggalnya warga yang dikenal religius itu tidak untuk ditangisi. Apalagi selama hidup hingga wafatnya, Miftah tak pernah merepotkan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar